Solana Serum, sebuah exchange terdesentralisasi yang dimiliki oleh Solana sudah tidak berfungsi pasca kebangkrutan FTX dan Alameda. FTX dan Solana merupakan exchange yang menjadi pendukung operasional Serum.
Dilansir dari Twitter resmi Serum, @ProjectSerum, tim Solana Serum masih memiliki harapan terkait keberlangsungan Serum. Satu-satunya opsi yang tersedia saat ini hanyalah membagi Serum menjadi beberapa exchange.
Apa itu Solana Serum?
Serum adalah decentralized exchange yang memiliki token SRM. Didirikan di blockchain Solana. Dilansir dari cointelegraph.com, saat ini sudah ada cabang Serum yang sudah live di Solana, yakni OpenBook. OpenBook merupakan cabang yang didirikan oleh komunitas crypto Serum v3 dan memiliki volume lebih dari USD1 juta per hari. OpenBook juga didukung dengan komunitasnya yang aktif memperkuat likuiditas.
Dilansir dari Twitter @ProjectSerum, keberadaan Openbook menyebabkan likuiditas dan volume Serum turun, hingga mendekati angaka 0. Pelanggan dan protokol dijanjikan dapat memperoleh keamanan yang lebih tinggi dengan menggunakan OpenBook. Hacking yang dialami oleh FTX dianggap sebagai salah satu bentuk ketidakamanan yang besar kemungkinan bisa dialami oleh Serum.
Bagaimana nasib SRM token pasca kebangkrutan FTX dan Alameda?
SRM Token setelah kebangkrutan FTX dan Alameda
Dilansir dari cointelegraph.com, SRM tidak memiliki masa depan yang jelas. Beberapa pelanggan yang memiliki token SRM memiliki pendapat yang berbeda. Beberapa mengatakan, SRM bisa digunakan untuk mendapatkan potongan harga, sedangkan ada juga yang menolak menggunakan SRM supaya tidak memberikan panggung untuk FTX dan Alameda.
Pada tanggal 12 November 2022, FTX diretas dan mengalami kerugian kurang lebih sebesar USD659 juta.
Setelah peretasan FTX, developer Solana membagi SRM menjadi beberapa anak token setelah turut mengalami beberapa transaksi yang tidak dikenal. Pembagian ini dibuat dengan menambahkan berbagai protokol untuk menjaga likuiditas.