Mengenal jenis-jenis pola trading crypto terpopuler atau yang sering terjadi. Cermati cirinya dan bersiap tentukan sikap!
Melakukan aktivitas analisis sangatlah dibutuhkan dalam aktivitas trading. Karena dengan strategi inilah, investasi yang kita lakukan bisa berjalan secara tepat. Ibaratkan menembak, kita akan tahu kapan dan di bagian mana harus melesatkan peluru. Jika tepat sasaran, tentu keuntungan bakal bisa diraih di depan mata. Pemula wajib belajar taktik ini.
Banyak investor melakukan analisis untuk berupaya memprediksi pergerakan harga dengan memeriksa data historis, terutama harga dan volume. Tak hanya di dunia investasi saham saja, akan tetapi hal ini juga sangat penting diterapkan di industri mata uang digital alias cryptocurrency. Mungkin, secara mendasar konsep penerapan pola dalam trading dan saham memiliki kemiripan.
Meski begitu, tentu ada perbedaan-perbedaan menyeluruh yang perlu dipahami. Karena faktor-faktor yang mempengaruhi nilai saham dan crypto sudah pasti berbeda. Untuk mengenal lebih lanjut mengenai pola trading kripto, kita bisa mulai dari beberapa contoh yang populer.
Mengenal Pola Trading Crypto Terpopuler
Sebelum masuk pembahasan pola-pola yang populer untuk menakar harga kripto, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan pola di sini adalah rangkaian garis tren. Baik itu tinggi atau rendah yang kemudian digabungkan secara historis, lalu membentuk suatu pola tertentu. Di sinilah kemudian muncul perhitungan-perhitungan untuk memperikakan pola tertentu akan naik atau turun, membantu pengambilan keputusan jual-beli.
Tentunya, ada banyak macam-macam pola trading khususnya untuk mata uang crypto yang bisa dipelajari. Namun, jika kamu baru mulai terjun ke dunia kripto, kamu bisa mulai dengan mempelajari beberapa pola trading crypto terpopuler berikut ini yang bisa menjadi andalanmu dalam menentukan sikap:
1. Pola Crypto Ascending & Descending Triangle
Salah satu pola pasar kripto yang terpopuler pertama, yatu ascending & descending triangle chart. Pola ini terbentuk dengan satu garis tren horizontal yang menghubungkan titik tren tertinggi atau terendah, dan trend line miring kedua yang menghubungkan kenaikan tertinggi atau penurunan terendah. Bentuk seperti segitiga di sebelah kanan mengarah ke harga yang cenderung breakout atau dari garis horizontal ke arah garis miring.

Pada contoh di atas, ada segitiga naik yang diikuti dengan breakout pada volume tinggi. Trader akan masuk ke posisi panjang mengikuti breakout dari garis tren atas dengan target harga yang sama dengan ketinggian segitiga yang diterapkan pada garis tren atas. Contoh tersebut dapat menggambarkan kepastian yang cukup jelas akan prediksi harga pasar.
2. Pola Crypto Head & Shoulders
Head & Shoulders adalah pola grafik yang sedikit lebih advance yang dicirikan oleh tinggi atau rendah sementara, diikuti oleh pergerakan yang lebih tinggi atau lebih rendah. Lalu, diikuti oleh pergerakan ketiga yang lebih tinggi atau lebih rendah yang sama dengan pergerakan pertama. Polanya menyerupai kepala dengan dua bahu yang menghadap ke kanan (bearish) atau terbalik (bullish).

Melihat contoh kasus di atas, ada pola head dan shoulders akan bearish yang memprediksi penurunan tajam berikutnya. Trader akan masuk ke posisi short setelah harga break dari garis bahu (garis tren horizontal) dengan target harga yang sama dengan jarak antara garis head dan shoulders.
3. Pola Crypto Triple Double Top & Bottom
Ketika pasar memantul dari level resistance (atas) atau support (bawah) yang sama dua atau tiga kali berturut-turut, ini dikenal sebagai pola grafik Triple/Double Top & Bottom. Indikasi bullish dianggap sebagai double bottom, sedangkan sinyal bearish dianggap sebagai double top. Baik pola triple maupun double merupakan pengaturan pembalikan, menunjukkan bahwa harga siap untuk berubah arah, bahkan ke arah yang lebih besar.

Sebagai contoh Triple Double Top & Bottom di atas, terdapat pola bearish double top yang memprediksi penurunan. Trader akan masuk ke posisi bearish setelah harga stuck dari reaksi rendah sebelumnya. Dalam hal ini, perlu dicatat bahwa volume bearish ringan dibandingkan dengan volume bullish yang tinggi, menunjukkan bahwa itu adalah pola yang cenderung melemah.
4. Pola Crypto Rising & Falling Wedge
Pola Rising & Falling Wedge sebenarnya mirip dengan grafik Ascending & Descending Triangle. Bedanya, di sini garis atas dan bawah cenderung miring ke arah yang sama (tetapi masih dalam garis konvergen atau bergerak mendekati satu sama lain). Berbeda dengan pola berbentuk segitiga naik dan turun, pola ini lebih ke pembalikan. Sebuah irisan yang rising adalah sinyal bearish dan falling adalah sinyal bullish.

Jika melihat contoh kasus di atas, ada pola bearish pada rising wedge yang memprediksi penurunan harga jangka pendek di tengah uptrend jangka panjang. Pedagang akan memasuki posisi short setelah terobosan dari garis tren yang lebih rendah dan bersiap menyambut keuntungan sebelum tren naik dilanjutkan pada hari-hari berikutnya.
5. Pola Crypto Bullish & Bearish Flag
Pola kripto ini diekspresikan oleh rentang perdagangan persegi kecil dalam garis paralel diagonal untuk periode waktu yang lebih singkat. Ini bergerak melawan tren harga dominan selama periode waktu yang lebih lama. Biasanya, grafik akan berkembang setelah keuntungan atau penurunan yang cepat dan seringkali menunjukkan sedikit perubahan tren.

Grafik Bullish & Bearish Flag sama-sama merupakan contoh pola bendera karena menciptakan latar untuk memasuki tren mapan yang dipersiapkan untuk berlanjut. Ini menjadi salah satu pola kontinuitas paling terpercaya yang digunakan oleh para trader.
Itulah beberapa pola atau grafik terpopuler yang biasanya terbentuk dalam mewakilkan tren-tren dan arah perubahan tertentu dalam histori harga mata uang kripto yang biasanya juga digunakan di dalam dunia trading saham. Yang perlu diingat, analisis ini memang sangatlah membantu untuk menilai keadaan pasar, meski dalam implementasinya tentu tidak bisa benar-benar match. Tak kalah penting, cobalah untuk memahami indikator teknis dan dinamika pasar lainnya guna mendapatkan hasil yang terbaik.