Gambaran Sederhana Metaverse: Penjelasan hingga Kegiatan di Dalamnya

Gambaran Sederhana Metaverse Penjelasan hingga Kegiatan di Dalamnya

Istilah Metaverse memang bukan sesuatu yang asing di telinga. Apalagi kini, kehadiran metaverse sangat lekat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi para Gen-Z dan gamers

Sebagai contoh, kalian pasti tahu Roblox, ‘kan? Roblox, merupakan permainan online yang memungkinkan penggunanya untuk membuat avatar sendiri dan memainkan permainan yang dibuat oleh pengguna lain. Di Roblox, kita juga bisa membeli, membuat, dan menjual barang virtual yang dapat digunakan untuk menghias karakter avatar kita di platform tersebut.

Nah, kurang lebih seperti itulah konsep Metaverse.

Namun sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan Metaverse? Yuk simak serba-serbi metaverse berikut ini!

Apa itu Metaverse?

Metaverse berasal dari kata ‘meta’ yang berarti melampaui, sedangkan ‘verse’ berarti alam semesta. Jika disatukan, Metaverse memiliki arti ‘melampaui alam semesta’. Sehingga, dapat diketahui definisi dari Metaverse adalah sebuah konsep dunia virtual di mana seseorang dapat membuat avatar dirinya sendiri dan menjelajahi dunia maya bersama pengguna internet lainnya.

Secara simple, Metaverse dapat digambarkan sebagai teknologi yang memungkinkan orang untuk masuk ke dunia virtual dan melakukan berbagai macam aktivitas seperti di dunia nyata, mulai dari bertemu, bekerja, hingga bermain.

Mark Zuckerberg selaku CEO Meta juga menerangkan bahwa Metaverse adalah perbatasan berikutnya. Menurut perspektifnya, pengguna Metaverse akan merasakan pengalaman dunia virtual mendekati dunia nyata. Hal ini dikarenakan Metaverse menggunakan kombinasi lima teknologi, yaitu; media sosial, online game, Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan mata uang kripto (cryptocurrencies).

Sejarah Singkat Metaverse

Sebenarnya, istilah Metaverse telah ditulis oleh Neal Stephenson di novel fiksi ilmiahnya yang berjudul ‘Snow Crash’ pada tahun 1992. Dalam novelnya tersebut, Stephenson membayangkan ada avatar manusia berjumpa di lingkungan realitas virtual.

Pada tahun 2006, Metaverse juga sempat dibahas pada Metaverse Roadmap Summit, dan pada saat itu juga, studi tentang Metaverse juga dilakukan oleh organisasi nirlaba Accelerating Studies Foundation (ASF). Studi tersebut membahas tentang masa depan Metaverse menurut prediksi para ilmuwan, teknisi geospatial, perusahaan game, dan media yang hadir di Metaverse Roadmap Summit. Secara garis besar, studi tersebut menyebutkan bahwa ada empat skenario yang mungkin terjadi, yaitu; Augmented Reality (Realitas Berimbuh), Lifelogging (Pencatatan Kehidupan), Virtual Worlds (Dunia Virtual), dan Mirror World (Dunia Cermin).

Istilah Metaverse semakin dikenal luas sejak Facebook Inc resmi berganti menjadi Meta Platform INC pada akhir Oktober 2021. Perusahaan lain seperti Google, Binance, Epic Games, Tencent, hingga Microsoft pun semakin fokus membangun metaversenya masing-masing.

Cara Kerja Dunia Metaverse

Pada dasarnya, cara kerja Metaverse hampir sama dengan dunia nyata. Langkah pertama untuk mengakses Metaverse ini tentunya pengguna harus masuk ke dalam dunia virtual terlebih dahulu dengan bantuan teknologi yang mendukung.

Adapun beberapa perangkat yang diperlukan untuk memasuki Metaverse seperti headset VR (seperti Oculus), kacamata AR, atau perangkat serupa lainnya. Selain itu, pengguna juga diharuskan memiliki akses internet dan beberapa ketentuan tambahan koleksi karya seni NFT (Non-Fungible Token) tertentu. 

Setelah masuk ke dunia virtual, pengguna dapat melakukan berbagai kegiatan di Metaverse layaknya di dunia nyata.

Apa Saja yang Bisa Dilakukan di Metaverse?

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa Metaverse dapat digunakan untuk berbagai aktivitas seperti di dunia nyata. Sebagai dunia virtual, Metaverse menyediakan banyak sekali opsi kegiatan bagi penggunanya. Berikut beberapa aktivitas yang dapat dilakukan di Metaverse beserta penjelasannya.

  • Bekerja

Bagi perusahaan yang menggunakan sistem Work from Home atau WFH, Metaverse bisa menjadi hal baru yang menarik untuk dicoba. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Statsita pada Februari 2022, sebanyak 52% responden mengungkapkan bahwa mereka ingin masuk ke metaverse agar dapat mendapatkan pengalaman bekerja di ruang virtual.

Selain bisa bisa berkumpul dan melaksanakan meeting langsung bersama di kantor virtual, pengguna juga nantinya bisa memiliki kemampuan teleportasi dari satu pengalaman ke pengalaman lainnya.

  • Melihat dan Membeli Karya Seni

Selain bekerja, pengguna juga dapat melihat dan membeli karya seni hingga pakaian secara langsung di Metaverse. Sistem jual beli dalam metaverse hadir dalam bentuk NFT, di mana pengguna nantinya dapat melihat, mencoba, dan membeli sesuatu jika tertarik.

  • Konser Virtual

Tidak hanya untuk kepentingan bisnis, Metaverse juga dapat memberikan hiburan bagi penggunanya. Salah satunya yaitu menonton konser virtual. Konsepnya hampir mirip dengan menonton konser secara langsung. Namun dengan bantuan teknologi, pengguna dapat menikmati suasana otentik konser bersama pengguna Metaverse Lainnya.

  • Bermain Game

Buat para gamers, platform Metaverse bisa menjadi pilihan yang menyenangkan. Sudah banyak perusahaan game ternama yang bekerja sama dengan perusahaan Meta Platform Inc milik Mark Zuckerberg, beberapa diantaranya yaitu; Decentraland, Axie Infinity, Sandbox, Yield Guild Games, Mines of Dalarnia, Chromia, dan Gala.

Tentunya kamu membutuhkan teknologi khusus seperti Oculus Rift agar bisa menikmatinya.

Potensi dan Tantangan Metaverse di Indonesia

Dikutip dari situs mediaasuransinews.co.id, Pakar Digital Anthony Leong menilai bahwa Metaverse memiliki peluang besar di indonesia karena dapat diterapkan pada berbagai bidang, seperti bidang perdagangan, pendidikan, pariwisata, dan banyak bidang lainnya. Ditambah lagi,  jumlah penduduk Indonesia yang besar juga dapat memperkuat potensi Metaverse di Indonesia. Bayangkan saja, jika 30% saja penduduk Indonesia aktif di Metaverse, perputaran ekonomi digital di dunia virtual tersebut.

Di mana ada potensi, pasti di situ terdapat juga tantangan. Bersumber dari situs liputan6.com, Teguh Kurniawan Harmanda selaku Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) mengungkapkan bahwa infrastruktur dan literasi masyarakat menjadi tantangan perkembangan Metaverse di Indonesia. Meski demikian, pria yang akrab disapa Manda ini mengatakan bahwa Indonesia dapat beradaptasi dan menggali potensi Metaverse dengan baik jika infrastruktur pendukung telah optimal dan literasi masyarakat tentang Metaverse telah inklusif.

Download Flock, aplikasi social trading yang tersedia di Playstore maupun Appstore. Klik di sini untuk download!

Leave a Reply

Your email address will not be published.