Mengenal Ethereum, Aset Kripto Terbesar Setelah Bitcoin

Mengenal Ethereum, Aset Kripto Terbesar Setelah Bitcoin

Semenjak kemunculan Bitcoin pada tahun 2019, dunia kripto semakin hari semakin berkembang pesat saja. Buktinya, berdasarkan data dari CoinMarketCap, diketahui bahwa saat ini terdapat 7.812 mata uang kripto.

Nah, bicara tentang kripto, apakah kamu tahu Ethereum?

Di Indonesia sendiri, nama Ether atau Ethereum sempat heboh dibicarakan karena Gozali Everyday. Apakah kamu masih ingat? Yup, Mahasiswa bernama lengkap Sultan Gustaf Al Ghozali tersebut berhasil mendapatkan keuntungan miliaran rupiah dengan menjual foto selfie-nya sebagai aset NFT (Non Fungible Token) di marketplace OpenSea dengan pembayaran menggunakan Ethereum.

Ethereum ini merupakan salah satu mata uang kripto (cryptocurrency) yang bersaing erat dengan Bitcoin. Sebagai mata uang kripto, Ethereum berada di urutan kedua dalam nilai pasar setelah Bitcoin pada Desember 2021.

Meskipun serupa, namun mata uang Ethereum jauh lebih cepat dan lebih banyak beredar di pasar dibandingkan dengan Bitcoin. Mata uang kripto Ethereum juga dapat digunakan sebagai mata uang digital untuk transaksi keuangan bahkan sebagai investasi.

Tertarik untuk mengenal lebih lanjut tentang Ethereum? Ayo kita bahas bersama-sama!

Pengertian Ethereum

Soal definisi, buku Ekonomi dan Bisnis Digital menyebut bahwa Ethereum adalah sebuah platform perangkat lunak tersentralisasi yang memungkinkan Smart Contracts dan Distributed Applications (DApps) bisa berjalan tanpa waktu henti (downtime), penipuan, kontrol, atau gangguan dari pihak ketiga.

Mengutip dari Investopedia, Ethereum merupakan platform yang didukung oleh teknologi blockchain cryptocurrency milik Ethereum, yang disebut juga sebagai Ether atau ETH.

Berdasarkan kedua pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Ethereum adalah platform perangkat lunak terdesentralisasi yang juga menciptakan mata uang kripto Ether (ETH).

Awal Mula Kemunculan Ethereum

Sejarah tentang kemunculan Ethereum diawali ketika Vitalik Buterin, seorang pendiri Bitcoin Magazine, merilis laporan resmi pada tahun 2013 tentang pengusulan implementasi blockchain baru yang lebih fungsional.

Karena ide tersebut menarik minat banyak orang serta mendapatkan dukungan secara teknis dan keuangan, akhirnya diciptakanlah Ethereum Foundation, sebuah organisasi nirlaba dari Swiss yang menjadi pengembang Ethereum.

Penjualan Ether pun menerima respon yang sangat luar biasa. Pada tahun 2014, Ether sudah digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti diperdagangkan sebagai mata uang digital di cryptocurrency, menjalankan aplikasi, hingga memonetisasi pekerjaan.

Pendiri Ethereum: Vitalik Buterin

Platform Ethereum sendiri pertama kali diluncurkan pada tahun 2015 oleh Buterin dan Joe Lubin, pendiri perusahaan perangkat lunak blockchain ConsesSys. Tepatnya pada 7 Agustus 2015, mata uang Ethereum (ETH) pertama kali diperdagangkan dengan harga USD 2,83 per koin atau sekitar Rp 40.761 per kepingnya.

Pada tahun 2016, Ethereum terpecah menjadi dua blockchain, yaitu Ethereum dan Ethereum Classic. Hal ini disebabkan karena terjadinya pencurian dana yang telah dikumpulkan sebanyak USD 50 juta. Maka dari itu, diciptakan lah Ethereum baru dengan tingkat keamanan lebih tinggi.

Tahun 2019, tepatnya pada bulan September, Ethereum menjadi mata uang virtual terbesar kedua di pasar digital setelah Bitcoin. Bahkan, popularitas Ethereum semakin melonjak di tahun 2020 ketika proyek decentralized finance (DeFi) berkembang. Para pelaku startup pun mulai tertarik dengan mata uang Ethereum karena perannya sebagai pilar finansial, pinjaman, pengelolaan, hingga agunan tanpa melibatkan bank.

Pada Mei 2021, Ethereum sempat menyentuh harga tertingginya, yaitu USD 3.543,98 atau sekitar Rp 51 juta.

Bagaimana Cara Kerja Ethereum?

Koin Ethereum Memiliki Kinerja Smart Contract

Ethereum menggunakan konsep transaksi yang terdesentralisasi (decentralized Application/DApps). Ethereum bekerja sebagai platform di mana semua orang dapat mengunggah kode yang disebut smart contacts. Siapapun dapat menerbitkan smart contact atau mengirim transaksi.

Secara singkat, cara kerja Ethereum dengan smart contacts serupa dengan program komputer yang berjalan secara otomatis sesuai dengan perintah dalam kontrak. Karena telah diprogram, maka tidak butuh adanya pengawasan. Fitur smart contacts juga lebih murah dan lebih aman untuk dieksekusi.

Seperti mata uang kripto lainnya, Ethereum menggunakan teknologi blockchain. Teknologi ini digunakan untuk memverifikasi seluruh transaksi. Aktivitas yang berlangsung akan dicatat pada public ledger (buku besar publik) yang transparan, aman, dan langsung dikenali.

Supaya dapat diperdagangkan, mata uang Ether harus harus melalui proses mining, yaitu tindakan menambahkan transaksi ke blockchain sehingga semua orang dapat menyetujui rangkaian transaksi yang sama.

Kenapa Memilih Ethereum?

Banyak ahli yang melihat potensi besar pada Ethereum. Beberapa mengungkapkan bawa token ETH diperkirakan dapat mencapai USD 10.000 dan kapitalisasi pasar lebih dari satu triliun dolar. Ada juga sebuah prediksi yang menunjukkan bahwa antara 2023 dan 2023, potensi tinggi Ethereum bisa saja mencapai USD 50.000 dan potensi rendahnya USD 3.500.

Selain itu, Ethereum juga bisa menjadi cryptocurrency yang baik untuk investasi. Faktanya, Ethereum merupakan platform kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar setelah Bitcoin. Selain Sther, blockchain Ethereum juga mendukung mata uang token berbeda, seperti ERC-20.

Download Flock, aplikasi social trading yang tersedia di Playstore maupun Appstore. Klik di sini untuk download!

Leave a Reply

Your email address will not be published.