Apa itu Tether? Sama seperti Bitcoin dan Ethereum, Tether juga adalah salah satu mata uang digital crypto. Bahkan, Tether merupakan mata uang crypto terbesar ketiga di dunia. Saking populernya, banyak trader yang menggunakan Tether sebagai pertukaran mata uang dan juga sebagai instrumen investasi.
Aset ini kerap dibandingkan dengan USD, bahkan masih ada beberapa orang yang bingung dalam membedakan keduanya. Kok bisa? Untuk tahu jawabannya, coba simak penjelasan tentang Tether berikut ini!
Definisi Tether
Tether adalah jenis cryptocurrency berbasis blockchain yang jumlahnya setara dengan mata uang tradisional, seperti dolar atau euro, dan disimpan pada rekening bank tertentu. Token asli jaringan Tether diperdagangkan di bawah simbol saham USDT atau USD Tether.
USDT merupakan golongan dari stablecoin, mata uang digital yang terikat dengan aset dunia nyata seperti dolar AS. Tujuannya agar menjaga valuasi cryptocurrency tetap stabil, sebagai lawan dari perubahan besar yang diamati dari harga kripto populer seperti Bitcoin, Ethereum, dan mata uang crypto lainnya yang dikenal bergejolak atau volatil. Ini memungkinkan Tether untuk bisa digunakan sebagai media pertukaran dan mode penyimpan nilai, tidak hanya sebuah instrumen investasi spekulatif.
Mata uang USDT juga dirancang secara khusus untuk membangun perantara antara mata uang tradisional dan cryptocurrency dengan menawarkan stabilitas, transparansi, dan biaya transaksi yang rendah. Nilai Tether juga mengikuti Dolar AS, di mana 1 USDT setara dengan 1 USD. Akan tetapi, Tether tidak dapat ditukarkan ke Dolar AS.
Awal Mula Tether Diterbitkan
Tether diluncurkan pertama kali pada tanggal 6 Oktober 2014 oleh Brock Pierce, Reeve Collins, dan Craig Stellars (anggota Omni Foundation) dengan nama awal Realcoin. Ini memungkinkan pembangunan Tether pada Protokol Omni yang memungkinkan penggunanya untuk membuat dan trading properti dan mata uang berbasis smart contract di blockchain Bitcoin.
Pada November 2014, barulah Reeve Collins selaku CEO Tether mengumumkan bahwa token Realcoin akan diubah menjadi Tether.
Sejarah kontroversial Tether dimulai dari peluncurannya di pasar. Pada Januari 2015, Bitfinex yang merupakan salah satu platform crypto mengizinkan Tether untuk diperdagangkan di platform mereka untuk pertama kalinya. Pada saat itu, volume USDT mulai meningkat pesat di jaringan blockchain dengan transaksi USD yang bergerak melalui bank Taiwan, kemudian akan meneruskan transaksi ke Wells Fargo. Hal ini berlangsung hingga tahun 2017.
Pada April 2017, transfer internasional Tether diblokir oleh bank AS. Pada tahun yang sama, berbagai isu juga menimpa Tether hingga membuat pengguna berspekulasi apakah cadangan mata uang Tether benar-benar ada atau bila stablecoin akan runtuh. Hal ini semakin diperparah ketika penarikan dihentikan untuk sementara waktu.
Jumlah Tether yang beredar pun naik dari $10 juta menjadi $2,8 miliar pada September 2018. Hal ini juga diikuti oleh gugatan pada April 2019 dari Jaksa Agung New York, Letita James yang menuduh Tether Bitfinex telah menyalahgunakan cadangan dana untuk menutupi defisit sebesar $850 juta.
Hingga akhirnya pada tahun 2022, Tether dan Bitfinex setuju untuk membayar denda sebesar $18,5 juta. Hingga kini, Tether terus menjadi pusat spekulasi di pasar crypto dan jaringan blockchain di mana kebanyakan pengguna meragukan likuiditas dan stabilitas Tether.
Apa Perbedaan Antara USDT dan USD?
Kebanyakan dari kalian pasti bertanya-tanya, apa sih yang membedakan USDT dengan USD? Padahal secara nama, keduanya hampir sama. Selain itu juga, Nilai kedua mata uang tersebut sama. Jadi, di mana letak perbedaannya?
Perbedaan utama yang membedakan USDT dengan USD adalah pada regulasi dan kebijakan di atasnya. USD dinaungi secara langsung oleh regulasi Federal Reserve di Amerika Serikat, sedangkan USDT adalah kategori mata uang crypto yang diciptakan oleh perusahaan Tether Limited.
Pada September 2017, Tether mengungkapkan bahwa token Tether dijamin oleh uang fiat Dolar AS. Akan tetapi memorandum tersebut tidak dikeluarkan oleh pemerintahan secara resmi, jadi masih belum bisa dibuktikan apakah USDT merupakan mata uang yang benar-benar terjamin oleh Dolar.
Cara Kerja Tether
Tether menggunakan teknologi blockchain Bitcoin yang dikombinasikan dengan teknologi Omni Layer. Ketika kamu menukar mata uang crypto lain dengan USDT, kamu dapat menyimpan uang di blockchain dengan jaminan bahwa nilainya tetap sama.
Kemunculan teknologi blockchain ini membuat fungsi bank menjadi mubazir, akan tetapi mata uang crypto dapat berfluktuasi nilainya sedemikian rupa sehingga menimbulkan risiko keuangan bagi pedagang. Perusahaan Tether Limited mengubah ini melalui Tether: token digital yang didukung 1:1 dengan mata uang resmi seperti USD dan EUR.
Dengan platform Omni, Tether Limited dapat menerbitkan atau menarik token digital (USDT/EURT) dengan nilai yang sama setiap kali menerima setoran atau menarik uang resmi. Oleh karena itu, selalu ada
Dengan menggunakan platform Omni, Tether Limited dapat menerbitkan atau menarik token digital (USDT/EURT) dengan nilai yang persis sama setiap kali mereka menerima setoran atau penarikan uang fiat.
Bagaimana Cara Membeli Tether?
Di Indonesia sendiri, mata uang crypto sudah masuk dalam aset sah dan memiliki regulasi resmi untuk memperdagangkannya. So, jika kamu tertarik untuk membeli Tether, caranya cukup simple. Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk membeli Tether.
1. Buat Wallet Crypto
Sama seperti membeli koin crypto pada umumnya, langkah awal yang perlu dilakukan ada membuat wallet crypto. Kamu bisa mendaftarkan diri di bursa pertukaran yang terpercaya, terdaftar, dan diawasi oleh BAPPEBTI. Untuk mengurangi resiko terjadinya kejahatan seperti pencucian uang, kamu juga diwajibkan untuk melakukan verifikasi akun terlebih dahulu.
2. Membeli USTD
Setelah proses pendaftaran selesai, barulah kamu bisa membeli USD dengan Rupiah. Modal awal yang dibutuhkan biasanya menyesuaikan dengan minimal deposit platform, umumnya yaitu sekitar Rp 10.000 hingga Rp 55.000.
Kamu hanya perlu mengirimkan dana dari rekening pribadi ke rekening bursa tersebut. Setelah pengiriman dana berhasil, barulah kamu bisa membeli USDT atau token lainnya menggunakan USDT yang telah kamu miliki.
Itu dia penjelasan lengkap seputar Tether atau USDT. Karena memiliki manfaat yang beragam serta memberikan kemudahan kepada pemiliknya, tidak sedikit orang tertarik untuk membeli aset kripto yang satu ini untuk berbagai keperluan. So, jika tertarik kamu bisa mendapatkan USDT dengan membelinya melalui platform yang legal dan terpercaya.