Belakangan, nama Sam Bankman Fried sering diperbincangkan di jagad maya. Sam Bankman Fried (disingkat SBF) adalah pendiri dan CEO FTX. FTX merupakan bursa crypto terbesar ketiga di dunia dan mengambil berbagai langkah yang berbeda dibandingkan dengan bursa crypto yang lain.
SBF mengusulkan pembuatan regulasi mengenai DeFi
Dilansir dari Blockworks, SBF sempat mengajukan proposal regulasi di mana bursa exchange harus mematuhi sanksi OFAC dan decentralized finance (DeFi) harus diregulasi ulang dan diberikan lisensi. Tidak hanya itu, FTX juga berencana untuk menerbitkan daftar token yang diangap sebagai securities oleh FTX. Hal ini menyebabkan SBF menjadi musuh besar di dunia crypto. Hal ini menyebabkan SBF menjadi musuh banyak komunitas.
Crypto merupakan industri yang sangat dinamis dan mengalami perkembangan yang sangat cepat. Dilansir dari Bloomberg, regulasi dinilai sebagai hal yang dapat mengubah konsep decentralized finance yang bertujuan untuk menghilangkan peran bank, pialang, hingga bursa dalam transaksinya. Krisis yang dialami oleh SBF menyebabkan keberadaan DeFi bisa berkembang lebih baik lagi mengingat SBF adalah satu-satunya pihak yang mengusulkan pembuatan regulasi ulang untuk DeFi.
FTX mengalami krisis likuiditas
Belakangan, Binance memutuskan untuk membatalkan perjanjian akuisisi FTX dan menjual seluruh FTT yang dimilikinya. Hal ini menyebabkan market crypto mendadak guncang karena bull run sesaat.
Harga Bitcoin turun sekitar 70% dari harga awal dan membuat investor merasa khawatir mengenai risiko aset crypto. Dilansir dari Channel News Asia, industri crypto di Amerika telah menghabiskan jutaan dollar untuk pemilu AS di tengah pasar yang serba tidak terprediksi seperti selama setahun terakhir. Banyak investor crypto yang berharap bahwa mereka bisa mendapatkan pengaruh di antara legislator saat Kongres AS memperdebatkan regulasi aset digital yang lebih ketat demi alasan keamanan.
Banyak yang melihat bahwa tahun 2023 adalah tahun di mana Kongres AS harus membuat kemajuan dalam peraturan mengenai komoditas digital dan stablecoin. Perusahaan crypto ingin mendukung kandidat yang ramah industri crypto.
SBF paling banyak menyumbang dalam Pemilu AS
Dikabarkan bahwa SBF menyumbang paling banyak dalam Pemilu kali ini, sebesar lebih dari USD40 juta atau sekitar Rp626,2 miliar. Dilansir dari OpenSecrets, ia menjadi donor individu terbesar di Amerika Serikat, dan uang dukungannya digunakan untuk mendukung Partai Demokrat.
CEO anak perusahaan FTX yang bernama Ryan Salame adalah donor individu terbesar no-14 di Amerika Serikat dengan memberikan USD23,6 juta atau Rp369,5 miliar kepada Partai Republik, dan juga USD11.600 yang digunakan untuk mendukung kampanye Republikan Alex Mooney dari West Virginia.
Selain itu, Skybridge Capital, sebuah perusahaan manajemen investasi aset digital yang didirikan oleh mantan direktur komunikasi Gedung Putih Trump Anthony Scaramucci, menyumbangkan USD100.000 untuk PAC super crypto Innovation.
SBF sempat melakukan klarifikasi melalui Twitternya yang berisi permintaan maaf dan juga detail kejadian dari perspektifnya dalam 22 tweet pada tanggal 10 November lalu. Ia meminta maaf karena gagal memenuhi likuiditas. Ia juga menyatakan bahwa Almeda tidak akan melakukan trading dan tidak akan melakukan trading di FTX lagi. SBF juga mengakui kepada investor bahwa seharusnya ia berkomunikasi secara transparan dan lebih berusaha lagi dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
Saat ini FTX sedang diselidiki oleh pemerintah Amerika Serikat
Dilansir dari Yahoo Finance, Komisi Sekuritas AS (SEC) dan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) sedang melakukan penyelidikan mengenai hubungan FTX, Alameda Research, dan FTX AS.
Alameda Research merupakan sister company FTX yang juga bergerak dalam perdagangan crypto. Saat ini, website Alameda sudah tidak bisa diakses sebagai imbas dari kebangkrutan FTX. DIketahui bahwa FTX meminjamkan banyak FTT ke Alameda Research, kemudian Alameda melakukan pencairan token FTT ke banyak crypto lender.
Dilansir dari Bloomberg.com, penyelidikan ini telah dilakukan berbulan-belan lalu sebagai penyelidikan terhadap FTX AS dan aktivitas pinjaman crypto. Penyelidikan ini diperluas lagi karena adanya kasus likuiditas yang menimpa FTX.
Alameda Research adalah perusahaan perdagangan crypto yang dijalankan oleh SBF ini mengalami kebocoran neraca keuangan dan mengungkapkan adanya hubungan dekat dengan FTX melalui kepemilikan FTT. Zhao, CEO Binance memutuskan untuk membantu namun dalam hitungan satu hari memutuskan untuk membatalkan perjanjian dengan alasan bahwa FTX memiliki rekam jejak yang buruk. Binance sebenarnya ingin membantu pelanggan FTX namun permasalahan yang terjadi sudah tidak bisa dikontrol.
Dilansir dari cryptelegraph.com, Sequioa Capital sebagai salah satu investor di FTX telah mengirimkan surat kepada seluruh partner-nya di tanggal 10 November bahwa mereka telah kehilangan modal yang ditanam di FTX. Tercatat, Sequioa Capital telah menginvestasikan dana sebesar USD213,5 juta (Rp3.307.264.450.000.00) di FTX dan FTX US dan kehilangan seluruh dananya.
Kebangkrutan FTX menyebabkan pegawai kehilangan simpanan
Dilansir dari watcher.guru, banyak dari pegawai FTX yang merasa syok dan tidak mengetahui kondisi yang dialami oleh FTX. Hanya orang-orang terdekat Sam yang mengetahui krisis yang terjadi, tidak ada pegawai yang mengetahui permasalahan ini. Banyak pegawai yang menyimpan tabungannya di bursa FTX karena SBF mempromosikan FTX sebagai tempat penyimpanan uang yang aman, baik di internal ataupun eksternal. Mereka juga mendepositkan gaji mereka di FTX.
FTX membeli saham Binance di bulan Oktober 2021, dan hal ini merupakan hal yang dibanggakan oleh SBF. SBF juga memberikan kesempatan bagi pegawai untuk berinvestasi di FTX.com dan mendapatkan diskon sebesar 50%. Banyak pegawai yang merasa kesempatan ini tidak akan datang dua kali dan mereka memutuskan untuk mendepositkan seluruh uang mereka.
FTX membuat perjanjian dengan Justin Sun (Tron)
Justin Sun, founder Tron dan ambassador Grenada di World Trade Organization mencuit di Twitter bahwa ia sedang mencoba menyusun solusi mengenai likuiditas FTX pada hari Rabu lalu. Tweet ini diposting tidak lama setelah Binance memutuskan untuk membatalkan perjanjian akuisisi FTX. Sun tidak menjelaskan dengan detail apakah solusi ini akan menyelamatkan FTX sebagai perusahaan atau hanya akan menyelamatkan token Tron yang dijual-belikan di FTX.
Dilansir dari decrypt.co, pada 10 November 2022, Sun menyatakan bahwa solusi yang disusun olehnya bertujuan untuk menormalkan kondisi FTX supaya nasabah FTX bisa melakukan pencairan.
Pernyataan dari Huobi, bursa crypto di mana Sun menjadi penasehat eksekutif, menjanjikan bahwa pemilik TRX, SUN, JST, BTT, dan HT bisa melakukan redeem dalam waktu 1:1 walapun mengalami kegagalan pencairan melalui FTX. Tron dan Huobi akan berusaha maksimal untuk mendukung bursa exchange yang menjual token milik Tron. Strategi ini disebut sebagai Tron Ark.
Download Flock, aplikasi social trading yang tersedia di Playstore maupun Appstore. Klik di sini untuk download!